Powered By Blogger
www.skinpacks.com

April 27, 2012

OpenSource

Software open source (OSS) saat ini benar-benar menjadi perhatian dari banyak organisasi. Keberhasilan implementasi beberapa OSS, seperti Apache dan Linux, di banyak perusahaan bisnis membuat popularitas OSS melonjak. Perkembangan mutakhir di Indonesia, isu sweeping software bajakan, baik di jasa sewa software dan filem maupun di bandara Sukarno-Hatta semakin melambungkan OSS. OSS menjadi satu-satunya alternatif untuk legalitas software, ketika kita keberatan atau tidak mampu untuk menutup biaya pembelian software berbayar (proprietary software).

Banyak hal yang membuat popularitas OSS melambung, diantaranya:

1.Biaya penyediaan software jadi murah, bahkan tidak keluar sama sekali. Sebagian besar OSS di-release gratis. Bahkan CD Ubuntu Linux Anda bisa pesan tanpa mengeluarkan biaya apapun. Repository Ubuntu Linux yang berisi lebih 60 ribu aplikasi tersedia gratis.

2.Biaya hardware tidak berbeda dari software berbayar, bahkan lebih murah. Mengapa demikian? Kebutuhan spesifikasi hardware untuk OSS biasanya lebih ringan daripada software berbayar. Ambil contoh, Ubuntu Linux 8.04 (keluaran April 2008) hanya membutuhkan RAM sebesar 256MB untuk berjalan, bahkan dengan LiveCD-nya Anda tidak perlu menginstalasi Ubuntu ke harddisk. Selain itu, bayangkan jika Anda membeli laptop tanpa sistem operasi berbayar, kira-kira berapa uang yang bisa dihemat?

3.Denda akibat penggunaan software berbayar secara ilegal. Tantangan bagi produk berbasis teknologi informasi adalah masalah mudahnya produk disebarluaskan dalam bentuk softcopy. Karenanya, denda yang besar, jauh lebih besar dari harga softwarenya (komputernya juga ya) bisa jadi cara efektif melambungkan OSS.

4.Stabilitas OSS. Banyak orang yang mengakui stabilitas OSS. Server kami di kampus tidak pernah mengalami restart akibat sistem operasi. Kalaulah ada server restart itu karena pasokan listrik dari PLN terputus. Server kami berjalan dengan sistem operasi Edubuntu server 7.04.

5.Virus-free dalam lingkungan sistem operasi OSS. Meski ada yang menyatakan adanya virus yang berjalan di lingkungan Linux, namun sampai saat ini saya pribadi belum pernah mengalami serangan virus di Linux.

6.Awareness pengguna software berbayar. Banyak orang tidak sepenuhnya sadar bahwa mereka banyak menggunakan software OSS. Banyak software internet berjalan dengan OSS atau setidaknya dengan Free Software. Perambah paling populer adalah Mozilla Firefox dengan 70% lebih pengguna internet berselancar dengannya. Apache adalah webserver terpopuler. Samba adalah file server populer. MySQL dan PostgreSQL adalah sistem manajemen basisdata yang banyak digunakan di internet. Bahkan ketika pengguna internet blogging dengan wordpress atau mengunjungi berbagai website, mereka tidak sadar bahwa yang mereka kunjungi adalah website berbasis OSS, bisa jadi Joomla, Wordpress, phpBB dan lain sebagainya.

7.Anda bisa menjual ketrampilan tanpa perlu berbagi fee dengan pembuat software. Selama ini, masalah legalitas software menyebabkan kendala bagi saya pribadi untuk menjual kemampuan konsultansi yang memanfaatkan software. Karena lisensi software berbayar membatasi saya hanya untuk mengunakan dalam lingkup pendidikan (eduational license). Ketika software dipakai dalam lingkungan jasa komersil, maka lisensi pendidikan tidak memungkinkan. Solusinya, banyak orang mengembangkan software sendiri untuk menunjang jasa konsultansinya. Artinya, kreativitas Anda terbuka luas ketika menggunakan OSS, tanpa takut dibatasi lisensi.

Sebuah cerita menarik adalah ketika saya mengantarkan tim mahasiswa untuk berkompetisi di Depok. Kepulangan kami menggunakan pesawat yang berarti kami akan berangkat melalui bandara Sukarno-Hatta. Beberapa hari sebelum kepulangan, dari sebuah milis saya dapatkan info bahwa di bandara sedang berlangsung sweeping software bajakan. Malam sebelum kepulangan, saya mengingatkan para mahasiswa untuk menghapus software bajakan dari laptopnya. Ternyata, ada mahasiswa yang tidak hanya aplikasinya yang bajakan tetapi juga sistem operasinya. Begitu takut dengan denda yang jauh diatas harga laptopnya, laptop diformat. Data-data dalam laptop menjadi korban.

Kalau saya, terus terang, data milik saya jauh lebih mahal daripada denda tersebut, tapi saya juga tidak mau dan tidak mampu untuk mengeluarkan uang hanya untuk menutup denda akibat software bajakan. Solusi pragmatisnya, ya … ke open source.

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More