Zikir-zikir saja jatuhkah rezeki jatuh dari langit? Rezeki tidak datang dengan hanya berdoa. |
Zaman Tuk Nadur berkajang kain. Zaman yang telah lalu; sudah lama sekali. |
Zaman beredar musim berganti. Musim yang tidak dapat dipastikan lagi kapan waktunya akan berganti. |
Zaman beralih, musim bertukar. Segala sesuatu (peraturan, hukuman dan sebagainya) hendaklah disesuaikan dengan keadaan zaman. |
Yang untut lain, yang mengensot lain. Yang salah lain, yang kena hukum lain. |
Yang tua dimuliakan, yang kecil dikasihi. Orang yang pandai menempatkan diri di segala tempat dan situasi. |
Yang tinggi tampak jauh, yang dekat jolong bersua. Dalam sesuatu usaha pemimpinlah yang bertanggungjawab dan dialah pula yang akan dipuji atau dicela. |
Yanng terpelanting akan dipilih, yang terserat tidak di kampungkan lagi. Hendaknya hidup itu dijalani dengan sederhana dan tidak dengan berfoya-foya. |
Yang terkalang-kalang di mata, yang terasa-rasa di hati. Keinginan hendaknya dapat diwujudkan, agar tercapai semua harapan dan hidup bahagia. |
Yang terbujur lalu, yang terlintang patah. Sesuatu yang tak dapat dihalang-halangi. |
Yang teguh disokong, yang rebah ( rendah) ditindih. Orang yang sudah kuat (kaya, baik dan sebagainya) dibantu, sedangkan orang yang lemah (miskin dan sebagainya) diperas. |
Yang tegak disokong, yang lemah ditopang. Orang kaya dimuliakan dihormati, sedangkan orang miskin dibantu dan ditolong. |
Yang tak diarah dapat, yang diarah tak kena. Keberuntungan manusia itu takdir, meski bagaimanapun orang memburu rezeki, jika belum diberikan oleh Tuhan maka tak akan tercapai. |
Yang tajam tumpul, yang bisa tawar. Dengan perkataan yang lemah lembut dapat diselesaikan segala sengketa. |
Yang seorang memeram batu, yang seorang memeram pisang. Perbedaan pendirian; seorang boleh menanti seorang lagi tidak |
Yang sesukat takkan jadi segantang. Tidak ada yang dapat mengubah takdir. |
Yang sejengkal tidak dapat jadi sedepa. Sesuatu yang tidak dapat diubah lagi. |
Yang sehasta takkan jadi sedepa. Sesuatu yang tidak dapat diubah lagi. |
Yang secupak takkan jadi sesukat, yang sejengkal takkan jadi sehasta. Sesuatu yang sudah pasti. |
Yang secupak tak akan menjadi segantang. Sesuatu yang sudah pasti; sesuatu yang sudah pasti dan tidak akan diubah. |
Yang rendah terpendek sangat, yang tinggi terunjur sangat. Tidak pernah merasa puas dengan sesuatu perolehan. |
Yang rebah ditindih. Yang sudah miskin bertambah miskin |
Yang pipit sama pipit, yang enggang, sama enggang. Setiap orang selalu mencari orang yang sama derajat. |
Yang ombak itu ombak juga, yang air itu air juga. Orang kaya itu kaya juga dengan kikir dan tamaknya; orang miskin itu miskin juga dengan melarat dan sebagainya. |
Yang merah saga, yang kurik kundi; yang indah bahasa, yang baik budi. Biarpun rupa elok dan kacak, tetapi kalau budi bahasa buruk, maka akan hina juga pada pandangan masyarakat. |
Yang merah saga, yang kurik kundi. Seseorang yang tidak pernah dihormati orang lain karena memiliki tabiat jelek; meskipun mempunyai wajah yang cantik atau tampan. |
Yang mencencang memampas. Yang berbuat salah harus menerima hukuman. |
Yang menanti padang tak berumput, yang mendatang kurus kedut-kedut. Orang yang lapar meminta pertolongan kepada orang yang melarat. |
Yang memberi tangan di atas, yang menerima ( meminta) tangan di bawah. Biasanya orang yang memberilah yang tinggi cakapnya daripada orang yang menerima. |
Yang lumpuh pengejut ayam. Orang hodoh suatu saat akan dimaafkan oleh masyarakat. |
Yang lahir memperlihatkan yang batin. Perbuatan atau kelakuan menunjukkan sifat atau perasaan yang tersembunyi. |
Yang jauh berpanggilan, yang dekat berimbauan. Bila hendak mengadakan pesta, tetangga dekat diundang dengan panggilan saja, tetapi kerabat jauh dikirimkan surat undangan. |
Yang hidup sesarkan mati. Tiap-tiap suatu itu ada batasnya dan ada pula penggantinya. |
Yang hampa biar terbang, yang bernas biar tinggal. Yang tak berguna biarlah hilang, dan yang baik-baik biarlah tinggal. |
Yang enggang sama enggang juga, yang pipit sama pipit juga. Setiap orang selalu mencari orang yang sama derajat (darjat, pangkat ataupun kedudukan) dengannya. |
Yang elok rupa, yang elok bahasa. Orang yang cantik wajahnya baik hatinya. |
Yang elok budi yang indah bahasa. Keramahan dan budi baik dapat membuat orang merasa segan. |
Yang dulu mendapat, yang kemudian ketinggalan. Orang yang rajinlah yang selalu beruntung daripada orang yang malas. |
Yang disuruh tenggelam, yang menyuruh pun tenggelam. Orang malas disuruh mengawasi orang yang lebih malas, akhirnya sia-sia belaka. |
Yang disangka tidak menjadi, yang diam boleh ke dia. Orang lain yang berikhtiar, orang lain pula yang memungut hasilnya. |
0 komentar:
Post a Comment